Di sini, Anda bisa menyusuri sejarah kretek dari masa ke masa. Mulai dari tembakau dan cengkeh, proses produksi, hingga koleksi mesin, kemasan, dan diorama kehidupan buruh pabrik. Museum ini menunjukkan betapa besar peran kretek dalam budaya, sosial, dan ekonomi Kudus.

Destinasi berikutnya adalah Masjid Menara Kudus, ikon religi peninggalan Sunan Kudus. Dalam radius 800 meter, Anda juga bisa mengunjungi Makam Sunan Kudus dan Alun-Alun Simpang Tujuh, pusat aktivitas masyarakat setempat.

Kawasan ini tak hanya sarat sejarah, tapi juga kuliner khas. Cicipi Sate Kerbau, Nasi Pindang, hingga Garang Asem Sari Rasa, atau mampir ke Museum Jenang Mubarok yang legendaris. Semua bisa ditempuh dengan berjalan kaki dari area masjid.

Kudus dikenal sebagai Kota Kretek, dan nuansa itu bisa dirasakan di kawasan Djarum Foundation Park. Dari sini, dengan berjalan kaki 10–15 menit, peserta dapat menikmati kuliner populer seperti Soto Kletuk Pak H. Sulichan atau Ayam Geprek Sa’i.

Perjalanan berlanjut ke Supersoccer Arena, salah satu pusat kegiatan olahraga modern di Kudus. Arena ini menjadi ruang bagi generasi muda untuk mengasah keterampilan, berlatih, dan merasakan atmosfer kompetisi yang sesungguhnya.

City tour ditutup di Alun-Alun Kudus, pusat kota yang selalu ramai dengan aktivitas masyarakat. Bukan hanya ruang publik, alun-alun menjadi titik akhir perjalanan sekaligus panggung utama PON Bela Diri 2025, tempat energi, sportivitas, dan semangat warga Kudus berpadu dalam satu kebanggaan.

Memasuki GOR Jati, Anda akan disambut Wall of Fame PB Djarum yang mengabadikan nama-nama besar bulutangkis Indonesia. Deretan prestasi ini menjadi pengingat bahwa kerja keras dan dedikasi mampu melahirkan juara dunia.